Jumat, 15 November 2013

tempat wisata di kalimantan

Peta Pulau Kalimantan
Peta Pulau Kalimantan
Daftar tempat wisata di Kalimantan Timur
  1. Desa Budaya pampang
  2. Air terjun tanah merah
  3. Penangkarang buaya makroman
  4. Kebun raya samarinda
  5. Telaga permai batu besaung
  6. Kerajinan tenun ikat sarung samarinda
  7. Taman rekreasi lembah hijau
  8. Hutan Raya Unmul Samarinda
  9. Citra Niaga
  10. PT. Pupuk Kaltim
  11. Danau Pupuk Kaltim
  12. PT. Badak NGL
  13. Bontang Kuala
  14. Pulau Beras Basah
  15. Penangkaran Buaya
  16. Meriam Peninggalan Jepang
  17. Kilang minyak
  18. Monumen perjuangan rakyat
  19. Wanawisata 10 km
  20. Taman bakapai
  21. Hutan lindung sungai wain
  22. Tugu australia
  23. Pantai manggar segarasari
  24. Pantai melawai
  25. Taman agro wisata
  26. Tugu peringatan jepang
  27. Museum Mulawarman
  28. Pulau Kumala
  29. MuseumKayu Tuah Himba
  30. Planetarium Jagad Raya Tenggarong
  31. Kedaton Kutai Kartanegara
  32. Jembatan Kutai Karta Negara
  33. Waduk Panji Sukarame
  34. Bukit Bangkirai
Daftar tempat wisata di Kalimantan Barat
  1. Tugu Khatulistiwa
  2. Kota Singkawang
  3. Museum Negeri Kalimantan Barat
  4. Museum Dara Juanti Sintang
  5. Museum Kapuas Raya
  6. Istana Kesultanan Kadariah Pontianak
  7. Makam Juang Mandor
  8. Taman Alun Kapuas
  9. Sinka Island Park
  10. Pantai Pasir Panjang
  11. Pantai Kijing
  12. Pantai Tanjung Belandang
  13. Pantai Batu Payung
  14. Pantai Gosong
  15. Pantai Kura-kura
  16. Pantai Polaria
  17. Pantai Sinam
  18. Air Terjun Melanggar
  19. Air Terjun Banangar
  20. Air Terjun Riam Merasap
  21. Lawang Kuari
  22. Riam Kenebak
  23. Gua Sanjan
  24. Danau Sebedang
  25. Danau Jemelak dan Kebiau
  26. Bukit Kelam
  27. Hutan Wisata Baning
  28. Taman Nasional Danau Sentarum
  29. Taman Nasional Betung Kerihun
  30. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
  31. Taman Nasional Gunung Palung
  32. Cagar Alam Raya Pasi
  33. Cagar Alam Kepulauan Maya Karimata
  34. Pulau Randayan
  35. Pulau Temajuk
  36. Pulau Datok
Daftar tempat wisata di Kalimantan Tengah
  1. Arboretum Nyaru Menteng
  2. Danau Tahai
  3. Kota Air Muara Teweh
  4. Pantai Ujung Pandaran
  5. Rumah Adat Betang
  6. Taman Nasional Bukit Raya
  7. Taman Nasional Tanjung Puting
  8. Seruyan
  9. Pulang Pisau
  10. Kotawaringin Timur
  11. Gunung Mas
  12. Murung Raya
  13. Kotawaringin Barat
  14. Barito Utara
  15. Palangka Raya
  16. Katingan
  17. Barito Timur
  18. Sukamara
  19. Lamandau
  20. Kapuas
  21. Barito Selatan
Daftar tempat wisata di Kalimantan Selatan

Banjarmasin
  1. Komplek Makam Sultan Suriansyah
  2. Komplek Makam Pangeran Antasari
  3. Masjid Sultan Suriansyah
  4. Pasar Terapung Muara Kuin
  5. Museum Wasaka
  6. Kubah Surgi Mufti
  7. Kubah Basirih
  8. Makam Ratu Zaleha
Banjarbaru
  1. Museum Lambung Mangkurat
  2. Pendulangan Intan Cempaka
Banjar
  1. Mesjid Agung Al Karomah Martapura
  2. Pusat Penjualan Batu Permata Cahaya Bumi Selamat Martapura
  3. Pasar Terapung Lok Baintan
  4. Makam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary Kelampaian
  5. Taman Hutan Raya Sultan Adam Mandiangin
  6. Lembah Kahung
  7. Rumah Bubungan Tinggi Teluk Selong Ulu di Teluk Selong Ulu, Martapura Barat, Banjar
  8. Rumah Gajah Baliku Teluk Selong Uludi Teluk Selong, Martapura, Banjar.
  9. Rumah Balai Bini Desa Teluk Selong Ulu di desa Teluk Selong Ulu, Martapura, Banjar.
  10. Rumah Palimbangan Desa Pasayangandi Pasayangan, Martapura, Banjar.
  11. Makam Datu Abulung di Martapura, Banjar.
  12. Masjid Jami Syekh Abdul Hamid Abulung di Martapura, Banjar
  13. Monumen ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan di Gambut, Banjar
  14. Makam Sultan Adam di Kelurahan JawaMartapura, Banjar
  15. Makam Sultan Inayatullah di Kampung Keraton Martapura, Banjar
  16. Makam Sultan Sulaiman Saidullah di Desa Lihung, Karang Intan, Banjar
Barito Kuala
  1. Jembatan Barito
  2. Jembatan Rumpiang
  3. Pulau Kembang
  4. Pulau Kaget
  5. Makam Haji Japeri
  6. Makam Panglima Wangkang diMarabahan, Barito Kuala
  7. Rumah Bulat (Rumah Joglo Desa Penghulu) di desa Penghulu, Marabahan, Barito Kuala
  8. Rumah Gajah Baliku Desa Penghulu
  9. Makam Datuk Aminin
Hulu Sungai Selatan
  1. Loksado (Wisata Alam Pegunungan dan Arung Jeram Balanting Paring (Bamboo Rafting), Balian)
  2. Masjid Su'ada di Wasah Hilir
  3. Benteng Gunung Madang di Sei Madang
  4. Makam Haji Saadudin di Taniran
  5. Makam Datu Patinggi Mandapai
  6. Makam Datu
  7. Makam Tumpang Talu
  8. Gedung Musyawaratutthalibin di Simpur
  9. Rumah Bubungan Tinggi Desa Tibung diKandangan
  10. Rumah Bubungan Tinggi Desa Baruh Kambang di Negara, Daha Selatan
  11. Rumah Bubungan Tinggi Desa Habiraudi Daha Selatan
  12. Rumah Perjuangan di Karang Jawa,Kandangan
  13. Rumah Perjuangan di Durian Rabung
  14. Rumah Bersejarah di Simpur
  15. Monumen 17 Mei di Ni'ih
  16. Tanuhi (Kolam Renang dan Pemandian Air Panas Alami)
Hulu Sungai Tengah
  1. Wisata Pagat
  2. Pemandian Air Panas Hantakan
  3. Gua Liang Hadangan
  4. Canting Langit
  5. Wisata Lok Laga Haruyan
  6. Masjid Keramat Pelajau
  7. Makam 23 Pejuang
  8. Makam Pangeran Kacil
  9. Makam Tumenggung Jayapati
  10. Maulid Nabi Muhammad
  11. Taman Makam Pahlawan Pagat
  12. Taman Makam Pahlawan Birayang
Hulu Sungai Utara
  1. Candi Agung Amuntai di Paliwara
  2. Makam Datu Sulaiman
  3. Masjid Jami Sungai Banar
  4. Masjid Basar Pandulangan
Tapin
  1. Goa Batu Hapu
  2. Candi Laras di Kecamatan Candi Laras Selatan
  3. Masjid Al-Mukarromah di Banua Halat Kiri, Tapin
  4. Makam Datu Sanggul di Tatakan
  5. Masjid Gadung Keramat
  6. Rumah Bubungan Tinggi Desa Lawahan
Kotabaru
  1. Gunung Bamega
  2. Makam Ratu Intan di Bakau, Pamukan Utara, Kotabaru
  3. Kompleks Makam Raja-raja Kotabaru diPulau Laut Utara
Tanah Laut
  1. Gunung Kayangan
  2. Pantai Takisung
  3. Pantai Swarangan
  4. Pantai Batakan
  5. Benteng Tabanio
  6. Makam Keramat Istana
  7. Makam Datu Ingsat
Tanah Bumbu
  1. Makam Syekh Haji Muhammad Arsyad
  2. Makam Pangeran Agung
Tabalong

  1. Masjid Pusaka Banua Lawas
  2. Makam Datu Harung di Pembataan
  3. Makam Gusti Buasan di Tabalong
  4. Makam Penghulu Rasyid di Banua Lawas
  5. Makam Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari di Kelua
  6. Masjid Jami Puain Kanan di Tanta
  7. Goa Babi di Desa Randu, Muara Uya
Nama-nama tempat wisata di seluruh pulau kalimantan di atas adalah nama tempat wisata yang sudah ternama yang kami kumpulkan dari berbagai sumber sebagai refrensi kami juga akan mencantumkan sumber-sumber yang kami ambil datanya sebagai berikut :

foto wanita kalimantan



*Foto-foto wanita Kalimantan


               

 
.bahkan Vania Larissa juga seorang Wanita Kalimantan



lagu daerah kalimantan



LAGU DAERAH KALIMANTAN
Contohnya :
  • tumpi wayu
Tumpi wayu lapat wayu
Palit ira tangku ranan
Tolak hanyu moneng aku
Kala wurung balu layan
  • Kalayar
Kalayar haut layu kai
Anak wuwut tudi hangwa wungan
I non habar takam masa ya ti
Siurah riwut kami ngirim lengan
Kalayar haut layu kai
Aron sia angan man taka
I non habar takam masa ya ti
Indonesia haut merdeka
  • Naluya
Hie isa yaro hanye hoan taro
Hie isa yanai hanye hoan tunai
Geresa hanye anak ku kalelo
Geresa hanye bun suku kahasan
Anakku kalele
Bun suku kakasan
Kalimantan Timur
  • Indung Indung
Indung Indung Kepala Lindung
Hujan Di Udik Di Sini Mendung
Anak Siapa Pakai Kerudung
Mata Melirik Kaki Kesandung
Lahawaala Walaquwataa
Mata Melihat Seperti Buta
Tiada Daya Tiada Upaya
Melainkan Tuhan Yang Maha Esa
Duduk Goyang Di Kusi Goyang
Beduk Subuh Hampir Siang
Bangunkan Ibu Suruh Sembahyang
Jadilah Anak Yang Di Sayang
Aduh Aduh Siti Aishah
Mandi Di Kali Rambutnya Basah
Tidak Sembahyang Tidak Puasa
Di Dalam Kubur Mendapat Siksa
Kalimantan Barat
  • Cik cik periook
Cik cik periook bilanga sumping dari jawe
Datang nek krcibook bawa kepiting dua ekook
Cik cik periook bilanga sumping dari jawe
Datang nek kecibook bawa kepiting dua ekook
Cak cak bur dalam bilanga picak iddung gigi rongak
Sape kitawa dolok dipancung raje tunggak hei

senjata khas

Pada jaman dulu jika terjadi peperangan, suku Dayak pada umumnya menggunakan senjata khas mereka, yaitu mandau. Mandau merupakan sebuah pusaka yang secara turun-temurun yang digunakan oleh suku Dayak dan diaanggap sebagai sebuah benda keramat. Selain digunakan pada saat peperangan mandau juga biasanya dipakai oleh suku Dayak untuk menemani mereka dalam melakukan kegiatan keseharian mereka, seperti menebas atau memotong daging, tumbuh-tumbuhan, atau benda-benda lainnya yang perlu untuk di potong.
Mandau atau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional Indonesia. Berbeda dengan arang, mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau.
Mandau atau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau harus disimpan dan dirawat dengan baik ditempat khusus untuk penghormatan. Karena suku Dayak yakin bahwa mandau memiliki kekuatan spiritual yang mampu melindungi pemiliknya dari serangan atau niat jahat dari lawan-lawannya. Dan mandau juga diyakini dijaga oleh seorang perempuan, dan jika pemilik mandau tersebut bermimpi bertemu dengan perempuan yang menghuni mandau, berarti sang pemilik akan mendapatkan rejeki.Tidak lengkap kiranya jika mandau tidak memiliki kumpang. Kumpang ialah sebutan sarung untuk mandau, kumpang mandau merupakan tampat masuknya mata mandau biasanya dilapisi tanduk rusa. Pada kumpang mandau diberi tempuser undang, yaitu ikatan yang terbuat dari anyaman uei (rotan).

Sumpit atau Sipet

Sumpit atau Sipet bagi masyarakat Dayak sudah tidak asing lagi. Sumpit di sini sebagai senjata khas Kalimantan yang digunakan untuk berburu binatang pada zaman dulu. Sumpit ini dilengkapi dengan anak sumpit dengan bentuk bulat dan berdiameter kurang lebih dari 1 cm. Anak sumpitnya (damek) terbuat dari bambu yang salah satunya berujung kerucut dan dari bahan kayu bermassa ringan (dari kayupelawi).Ujung atas ada tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Bentuk dan bahannnya mempegaruhi kecepatan dan arah lesatan anak panah, karena berfungsi agar anak sumpit melesat dengan lurus atau sebagai penyeimbang saat lepas dari buluh.

Lonjo/Tombak
Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras.

Telawang / Perisai

Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 – 50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan.

Dohong
Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku.

Pakaian adat

Pakaian adatnya pria Kalimantan Tengah berupa kepala berhiasankan bulu-bulu enggang, rompi dan kain-kain yang menutup bagian bawah badan sebatas lutut. Sebuah tameng kayu hiasan yang khas bersama mandaunya berada di tangan. Perhiasan yang dipakai berupa kalung-kalung manik dan ikat pinggang.

Wanitanya memakai baju rompi dan kain (rok pendek), tutup kepala berhiaskan bulu-bulu enggang, kalung manik, ikat pinggang dan beberapa gelang tangan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLp5bL6WwWpCzmkB0P1B_26xAcO9LMHVQu_V9XKeo4c58ddJs01w53h40glIRSgy7dwkklBvDkhy9SnQWSvWu7LO0lHmYZdFH2OEzi24Wf5cxyNpOICjesZXDTE0arP4_6cLSnkNOS8w9x/s320/pakaian-adat-dayak-kalimantan-barat-pakaian-tradisional-dayak-kalimantan-barat-kalbar.jpg
Pakaian Adat Kalteng


Beratus tahun lalu masyarakat Dayak membuat busana dengan bahan dasar kulit kayu yang disebut kulit nyamu. Kulit kayu dari pohon keras ini ditempa dengan pemukul semacam palu kayu hingga menjadi lemas seperti kain. Setelah dianggap halus "kain" itu dipotong untuk dibuat baju dan celana.

Model busananya sangatlah sederhana dan semata mata hanya untuk menutupi badan. Bajunya berupa rompi unisex tanpa hiasan apapun. Rompi sederhana ini dalam bahasa Ngaju disebut sangkarut. Celananya adalah cawat yang ketika dikenakan bagian depannya ditutup lembaran kain nyamu berbentuk persegi panjang yang disebut ewah. Busana itu berwarna coklat muda (warna asli kayu), tak diberi hiasan, tak pula diwarnai sehingga kesannya sangat alamiah.

Akan tetapi naluri berdandan, yang konon telah bangkit pada hati setiap manusia sejak ribuan tahun silam, mengusik hasrat masyarakat Dayak Ngaju untuk "mempercantik" penampilan. Maka baju kulit kayu sederhana itu pun lalu dilengkapi dengan aksesori ikat kepala (salutup hatue untuk kaum lelaki dan salutup bawi untuk para perempuan), giwang (suwang), kalung, gelang, rajah (tatoo) pada bagian-bagian tubuh tertentu, yang bahannya juga dipungut dari alam sekitar. Biji-bijian, kulit kerang, gigi dan taring binatang dirangkai menjadi kalung, gelang terbuat dari tulang binatang buruan, giwang dari kayu keras, dan berbagai aksesori lainnya yang berasal dari limbah keseharian mereka. Kesederhanaan pakaian kulit kayu itu kemudian memancarkan esensi keindahan karena imbuhan warna warni flora dan fauna yang ditambahkan sebagai pelengkap busana.

Pada perkembangan selanjutnya masyarakat Dayak Ngaju pun mulai membubuhkan warna dan corak hias pada busana mereka. Bahan pewarna itu secara kreatif diolah dari alam sekitar mereka. Misalnya saja, warna hitam dari jelaga, warna putih dari tanah putih dicampur air, warna kuning dari kunyit dan warna merah dari buah rotan. Corak hias yang digambarkan pada busana juga diilhami oleh apa yang mereka lihat di alam sekelilingnya. Maka tampillah bentuk flora dan fauna, bunga, dedaunan, akar pohon, burung, harimau akar, dan sebagainya yang menjadi corak hiasan busana adat mereka. Keyakinan dan alam mitologi juga memberi inspirasi pada penciptaan ragam corak hias busana adat sehingga gambar-gambar itu, selain tampil artistik, juga mempunyai makna simbolik. Pengaruh agama Hindu pada kepercayaan asal masyarakat Ngaju yang cenderung animistik, misalnya, melahirkan apa yang kemudian dikenal sebagai agama Hindu Kaharingan. Sinkretisme itu melahirkan berbagai keyakinan dan mitologi dan mengilhami lahirnya corak hias naga, manusia, dan sebagainya yang bermakna sangat filosofis.

Salah satu mitologi masyarakat Dayak Ngaju yang terkenal adalah tentang penciptaan alam yang melahirkan simbolisasi "pohon hayat" atau "pohon kehidupan" dalam bentuk corak hias yang dikenal dengan nama batang garing. Corak hias ini sangat berarti bagi masyarakat Dayak Ngaju sehingga busana adat untuk upacara penting - misalnya upacara tiwah (dalam kepercayaan Kaharingan, untuk mengantar ruh manusia yang meninggal dunia ke peristirahatannya), upacara meminta hujan, upacara pengobatan belian obat diharuskan mengenakan pakaian adat dengan corak hias batang garing. Selain itu, diatur pula pemakaian corak hias busana adat yang berbeda beda untuk perempuan dan laki laki serta beda pula untuk para pemuka kelompok, para tetua adat, panglima perang, kepala suku dan ahli pengobatan.


Inovasi yang paling signifikan pada rancangan busana masyarakat Dayak adalah penguasaan keterampilan menjalin serat alam. Teknik menenun, konon, diperkenalkan kepada masyarakat Ngaju oleh orang-orang Bugis. Maka kulit kayu yang semula hanya ditempa menjadi lembaran-lembaran "kain", kini diolah dengan teknik yang memerlukan kesabaran dan konsentrasi tinggi. Dari kulit kayu yang telah dihaluskan mereka membuat serat yang dicelup oleh bahan pewarna alam sehingga dihasilkan benang yang tak tunggal warna. Mereka pun lalu menciptakan alat penjalin untuk "merangkai" serat demi serat menjadi bentangan bahan busana untuk baju, celana, ikat kepala, dan kelengkapan lainnya. Eksplorasi terus dilakukan untuk mencari bahan-bahan lain yang bisa dibuat benang. Mereka kemudian melirik rotan, rumput rumputan, akar tumbuhan, sehingga "kain" yang dihasilkan menjadi beragam. Rancangan dan fungsi busana pun turut berkembang. Pakaian yang dibuat bukan lagi hanya untuk fungsi yang paling mendasar yakni baju dan celana untuk melindungi bagian tubuh yang dianggap paling penting saja, tapi diperluas untuk keperluan lainnya. Umpamanya saja sangkarut perang dari jalinan rotan (sangkarut perang) untuk penahan tusukan anak panah, sumpit, dan tombak.